top of page

I Feel So Normal in Japan pt. 1

Bulan Maret lalu, gw berkesempatan untuk berjalan - jalan ke Jepang setelah mengumpulkan uang dalam beberapa bulan bersama 2 teman baik yang sama-sama suka sekali dengan Jepang. Kesukaan kita berbeda-beda misalnya Cynthia suka sekali dengan Jepang dari sisi authentic dan heritagenya, Prilya bisa dibilang Otaku tapi soft, ia membaca banyak sekali manga saat dia lebih muda dulu (sumpah kita bertiga sudah tua) membuat ia ingin sekali melihat secara langsung adegan-adegan yang selama ini ia lihat hanya berupa gambar 2 dimensi dalam buku komik, sedangkan saya sangat mengaggumi gaya hidup kawaii dan idol Akihabara. Formasi berpergian kali ini benar - benar menyenangkan karena apa yang kita lihat ditempat yang sama sungguh beragam dan membuat perjalanan ini jadi highlights hidup kita bertiga.

Cynthia, Prillya, dan Gw di Kawaii Monster Cafe

Perjalanan dimulai dari Jakarta tanggal 1 Maret 2017 dengan Garuda Indonesia tengah malam, sama halnya sebuah film, hidup itu tidak mungkin lurus - lurus saja harus ada bumbu yang bikin deg-degan. Prillya sampai 30 menit sebelum flight masih belum datang karena jalanan yang sangat macet karena banjir. Tentu saja kita kebakaran jenggot, kita coba mencari tiket baru, lari - lari sepanjang terminal 2 bandara memberikan instruksi kepada penjaga Imigrasi, dan sebagainya. Namun entah mengapa gw tetap yakin Prillya would make it! Terbukti, ia sampai dengan selamat 15 menit sebelum berangkat. Gila gak? 15 menit.

Girl was riding a bike in Nakano Neighbourhood

Setelah 7 jam perjalanan akhirnya kita sampai di Tokyo Haneda International Airport. Tentu saja kita bertiga girang banget. Petualangan baru dimulai. Kita tidak tahu cara memakai transportasi umum disini karena jalurnya benar-benar kompleks ditambah dengan tulisan Hiragana, Katakana, dan Kanji yang kita tidak familiar sama sekali. Ditambah lagi drama bagaimana membuat kartu SUICA karena hampir semua aspek kehidupan Nihonjin memakai SUICA (MRT, makan, minum, belanja) Tapi bermodalkan aplikasi yang Cynthia download (City Mapper) dan memang begitu nyamannya negara ini di setiap stasiun tersedia penjaga yang selalu baik menjawab pertanyaan orang dari negara lain perihal rute perjalanan, kitapun akhirnya terbiasa dengan rute kereta di Tokyo.

Dengan keajaiban yang mahakuasa sampai ke Nakano, tempat dimana AirBnB kita berada untuk tinggal sekitar 5 hari 4 malam. AirBnB nya kecil namun nyaman sekali dekat dengan Konbini (Lawson & 7Eleven), Yakitori Shokudo, Coco Ichibanya, Yoshinoya, dan yang paling penting hanya 1 menit dari stasiun MRT (Higashi Nakano). Keadaan lingkungan Nakano sangat menyenangkan dan menenangkan. Banyak sekali orang tua dan anaknya sepedaan, anak - anak sekolahan riang gembira, feelnya sangat slow dan santai walau ada di Tokyo, banyak gang kecil yang menarik, suasana rumahnya sangat rapi dan hening, dan tentunya vending machine di setiap langkah kami berjalan.

Neighbourhood in Our Airbnb 2

Seneng banget bu?
Exactly in front of our AirBnb

Flower Shop in small intersection in Nakano

Perjalanan di Jepang ini kalau diceritakan satu persatu mungkin panjangnya akan gak karuan namun gw akan coba menulis yang paling remarkable untuk kita bertiga dan membagi menjadi beberapa postingan blog. Hari pertama gak banyak sih yang kita lakukan, kita beradaptasi dengan lingkungan airbnb kita karena sudah lelah kesasar dan oh! sempat juga Prillya dompetnya ketinggalan di stasiun MRT Shinjuku. Kita keliling-keliling ditepi jalannya melihat banyak toko kecil gemas, Pachinko (tempat judi digital), warung - warung ramen yang makannya berdiri, dan toko kecantikan. Kitapun memutuskan untuk makan Donburi di sebuah shokudo kecil namun akhirnya kita kelihatan turis sekali ketika harus memesan makanan melalui mesin kasir otomatis karena smua menu dengan Nihongo! Bermodalkan percaya kepada gambar yang ada di tombolnya, kitapun menyantap Gyu Donburi dan enaknya ya Tuhanku.

Ya memang begitulah penampakan kami, tertawa namun canggung, takut berisik padahal dalam hati girang ingin teriak Tokyo banget nih kita? Karena dirasa masih belum larut malam, kitapun memutuskan untuk ke Pokemon Center di Ikebukuro, kalau kata Cynthia itu salah satu yang terbesar. Dan kitapun akhirnya kesana menggunakan MRT. Setelah sampai di stasiun Ikebukuro, kamipun berjalan mungkin 1 kilometer menuju Pokemon Center yang letakanya ada disebuah plaza bernama Sunshine City (Japan, 〒170-0013 Tokyo, Toshima, Higashiikebukuro, 3 Chome−1−2, サンシャインシティ). Besar banget! Penuh sama merchandise Pokemon, mimpi gw menjadi nyata senyata-nyatanya. Ingin beli semua namun tidak mungkin. Triknya adalah ambil semua barang yang lo mau dari rak-rak display ke keranjang gembolan lo, kemudian saat ke kasir coba keluarkan barang-barang yang lo perlu saja dan mau lo bayar (di filter di kasir gitu maksudnya). Oh iya karena gw sibuk banget di dalam Pokemon Center, Cynthia dan Prilly ternyata nonton Idol di depan. #sibukbangetkitabertiga.

Pokemon Center Mega Tokyo, Ikebukuro

Hari pertama di Tokyo berlangsung begitu cepat banyak detail yang sepertinya gw lewatkan di konten kali ini. Tapi masih akan berlanjut di artikel selanjutnya. Namanya juga baru mulai ngeblog lagi. Ditunggu ya postingan selanjutnya!

FOLLOW ME
  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black LinkedIn Icon
SEARCH BY TAGS
No tags yet.
はじめまして!
bottom of page