top of page

Okashi No Ie おかしの家


Hai Konbanwa Minna-san. Gw ingin memberi tahu bahwasanya gw bukanlah penulis, gw

hanya orang yang senang sekali membaca namun sepenuhnya sadar bahwa tidak mudah mengkomunikasikan isi kepala seutuhnya kepada orang lain dengan tulisan, tapi gw mencoba sebisa gw yah karena pada kenyataannya gw adalah orang visual banget yang bersekolah dan bekerja di ranah art directing dan desain grafis selama ini. Mudah saja untuk gw membuat vlog seperti netizen lainnya, namun gw merasa harus memaksakan diri untuk keluar dari zona nyaman nan serba kecepatan turbo. Semakin pesat perkembangan zaman, semakin mundur kemampuan otak kita bekerja. Semua aplikasi, software ataupun hardware menawarkan jalan pintas dan kemudahan - kemudahan untuk hidup kita. Tentu ini bagus sekali dan gw pun merayakan hal ini. Tetapi pertanyaannya adalah apakah nantinya masih akan ada penemuan secanggih & semistik Pyramid atau lukisan seindah namun penuh rumus seperti karya Leonardo Da Vinci, periode waktu ketika peradaban manusia dipaksa untuk memaksimalkan kemampuan otaknya to the fullest. OKE GW NGELANTUR.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Barusan lo baru membaca introduction yang gak nyambung sama judulnya, cuma ya udah mari kita mulai. Konten gw kali ini adalah review serial film yang sudah gw tonton dan ingin sekali untuk gw ulas karena hati gw senang saat mengikuti dari satu episode ke episode lainnya. Okashi No Ie atau House of Sweets adalah serial film tahun 2015. Berisikan pelakon-pelakon yang menurut saya semuanya baik sekali memerankan karakter mereka di serial ini, seperti Odagiri Joe, Ono Machiko, Katsuji Ryo, dan Yachigusa Kaoru. Serial ini hanya berisikan 10 episodes yang setiap episodenya hanya sekitar 20-24 menit. Serial ini selalu bermulai dari sebuah area pemukiman tua di Tokyo dimana terdapat sebuah warung/toko permen kecil bernama Sakuraya yang terbuat dari kayu dengan pintu geser yang mengularkan suara khas pintu Jepang serta gantungan beling yang menghasilkan dentingan zen saat tertiup angin atau tersenggol saat orang masuk dan keluar. Sakurai Taro (Odagiri Joe) mulai membuka toko permen milik nenek (Yachigusa Kaoru) dan kakeknya ini. Ia menyebutkan berapa keuntungan toko permen ini setiap tahunnya dimana jumlahnya kecil sekali karena anak - anak zaman sekarang lebih memilih untuk membeli jajanan dan cemilan di Konbini (sebut saja kalau di sana semacam Lawson atau Seven Eleven).

Serial ini menyajikan kehidupan orang yang hangat dan sederhana di suasana pojok Tokyo yang begitu hiruk pikuk dan dingin. Menonton film ini benar-benar seperti seorang tetangga yang meneropong rumah sebelah setiap hari, pagi siang malam. Terdengar sangat creepy namun begitulah adanya. Kita diajaka masuk kedalam kehidupan karakter-karakternya. Gw sangat suka sekali film yang alur ceritanya sangatlah lambat, terkesan flat, namun dari situlah karakter filmnya pasti terbentuk. Film ini sangat simpel dan penuh arti. Tidak perlu susah - susah bikin adegan lompat gedung, robot turun dari langit, atau superhero dengan teknologi CGI yang njelimet, cukup dengan interaksi antara karakter, set, dan plot sederhana sudah membuat saya jatuh cinta dengan serial ini ditambah dengan color grading yang menawan tentunya.

Di dalam Sakuraya (nama toko permennya) terdapat halaman belakang yang terlihat tidak terlalu luas namun cukup nyaman untuk bersantai. Halaman belakang ini bukanlah halaman yang decent dan well designed, melainkan ruang terbuka yang rustic dan terkesan kumuh, dengan ada semacam got / empang yang airnya cukup jernih untuk orang celup-celup kaki didalamnya. Di halaman belakang selalu diisi dengan 4 orang lingkaran pertemanan diatas 30 tahun yang super santai dan lamban terdiri dari Taro, Saegusa (Katsuji Ryo) teman SD Taro, Shima pemilik sebuah Onsen, dan Kaneda yang menganggur. Yang mereka lakukan adalah bersantai, memakan permen atau cemilan yang dibeli di Sakuraya dan membawanya ke halaman belakang, membicarakan hal-hal nonsense sampai keinginan - keinginan yang mereka sesungguhnya ingin capai. Pada suatu hari teman sekolah dasar Taro & Saegusa, Reiko datang ke Sakuraya semata-mata ingin mengenang tempat masa kecilnya. Reiko sudah mempunyai 1 orang putra bernama Haruma dan bercerai dengan suaminya yang menderita Oedipus Complex. Pada awalnya saya berpikir sepanjang serial ini hanya tentang Taro&Reiko. Ternyata tidak sama sekali. Kita diajak untuk masuk kedunia orang dewasa berusia diatas 30 tahun!

Saegusa bercita-cita menjadi seorang scriptwritter yang hasil karyanya ingin sekali dijadikan nyata oleh produser TV, Shima-san adalah seorang pemilik pemandian air panas (onsen) tua yang sudah kehilangan banyak sekali pelanggan, dan juga Kaneda-kun orang yang canggung, aneh, tipikal pecundang, pengangguran, namun mempunyai hati yang mempersatukan pertemanan ini. Sedangkan Taro, adalah pemuda matang yang sangat menyayangi nenek dan Toko Permennya sepenuh hati dan memprioritaskan kepentingan neneknya diatas segala kepentingan pribadi Taro. Hal ini berbanding terbalik dengan neneknya yang seringkali merasa bahwa toko permen inilah yang menghambat Taro menjadi pemuda yang sukses dan menurut neneknya, Taro akan bisa maju jika Toko Permen Sakuraya ini ditutup selamanya dan dijual. Dengan keadaan karakter dalam serial ini kita tidak sengaja dibawa untuk bisa terhubung secara kehidupan sehari - hari dengan setiap karakternya.

Toko permen ini menggambarkan kenyamanan dan keinginan kita sebagai orang dewasa yang kalau boleh tidak usahlah tumbuh dewasa. Betapa menyenangkannya saat kita menjadi anak kecil. Tidak ada pikiran yang harus menggelisahkan hidup kita sehari - hari. Kapanpun kita ingin bermain dengan teman, mereka akan selalu ada hanya dengan berteriak memanggil nama mereka didepan pintu rumahnya. Siapa yang tidak suka membicarakan mimpi dan cita-cita saat kita kecil dulu, kita tidak perlu memikirkan besar atau kecil kemungkinan mimpi itu akan terwujud. Kita hanya tinggal mengarahkan diri kita untuk bisa mewujudkannya. Namun kenyataannya berbeda ketika kita sudah dewasa, kita dihadapkan dengan kegagalan, penolakan, pengucilan, dan proses eliminasi sosial yang saat kita kecil kita dulu tidak pernah terbesit memikirkannya. Ketika sudah dewasa percakapan casual dan ngoyo sudah mulai berkurang, percakapan berubah menjadi sesuatu yang logis dan orang-orang sekitar kita mungkin akan mencubit kulit kita agar 100% terjaga ketika kita sedang asyik berkhayal. Saat dewasa kita akan rindu dengan toko permen zaman kecil dulu. Toko berisikan toples-toples penuh dengan coklat, makanan ringan, permen batang yang membuat kita bahagia dengan uang yang sedikit. Sekarang, gw berumur 26 tahun dan sudah mulai merasa bahwa bahagia itu sangatlah susah dan mahal harganya. The adult in us will take care of the kid inside- that means believing in you and chasing after your dreams.

Intinya adalah dengan menonton serial ini, gw cukup merenungkan hidup gw belakangan ini yang rindu dengan ide hidup itu hanyalah sebuah permainan sesekali jangan terlalu serius - serius amat. Ada saat gw harus kembali ke toko permen untuk bergembira sebentar. Namun jangan meninggalkan tanggung jawab kita sebagai manusia dewasa. Love our parents unconditionally, niscaya cita-cita saat kita kecil dulu terwujud karena direstui doa ibu kita. Kemudian menjaga pertemanan yang benar - benar mengerti kita sangatlah penting, bukan teman-teman internet yang keren tapi gak kenal kita luar dalam. Seberapa kurang kerennya teman yang mengerti kita harus tetap dijaga hubungannya. Karena keren itu relatif banget. Cobalah memandang definisi kata "keren" dari kacamata pribadi kita sendiri, jangan memakai kacamata orang lain. Menurut gw teman yang keren adalah teman yang tahu kita lagi kenapa-napa tanpa perlu kita kasih tahu keadaan kita yang sesungguhnya, kayak punya third eye.

Serial ini tidak menjanjikan apa-apa kecuali mengingatkan kita untuk kembali sederhana dan jangan menyepelekan mimpi kita. Terus menjaga hubungan pertemanan dengan orang yang mengerti dan menerima keadaan kita at our best or worst serta mencintai orang yang sudah merawat kita dari kita kecil sampai kita dewasa. Overall gw sangat memberikan serial ini 9.2/10 karena berhasil membuat gw merasa lebih baik sebagai seorang manusia dewasa. Cocok ditonton ketika kita pundung dan merasa bahwa hidup kita seperti tai kuda. Dan pada akhirnya! Otonadaroooooo!

FOLLOW ME
  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black LinkedIn Icon
SEARCH BY TAGS
No tags yet.
はじめまして!
bottom of page